Hello Im Rino Ananda, you can call me RINO or BADAK this year my age was 16 years old hahaha Am a first child of two brothers, I generated from a mother who named IDA Damayanti and a father who named DEFRI haha my school in 6VHS GDI (Graphic Design International) hehe, on this year I entered the new class but still the same people like me haha class 10 class XI Multimedia 2, this class is very exciting especially if there are not teachers but that's what makes the class XI Multimedia 2 more exciting and compact haha, okay that's all haha thanks for your attention:)))

Monday, December 20, 2010

Perbedaan Kamera SLR dan DSLR

DSLR dan SLR adalah camera yang hanya berbeda pada sistem kerjanya.

DSLR (Digital Single Lens Reflex) bekerja dengan sistem digital penuh sejak saat capture obyek foto oleh Image Sensor hingga penulisan pada memory card. Karena itu pada DSLR terdapat lebih banyak tombol dibanding SLR seperti pilihan ISO, White Balance, Preset Scenes, Resolusi dan lainnya, dan yang paling membedakan adalah tersedianya memory slot yang terkadang lebih dari 1.

SLR dalam sistem kerjanya berbeda dengan DSLR, misalnya tidak tersedia pilihan ISO (karena secara otomatis ditentukan oleh casing film yang terbuat dari metal kemudian dicat pada bagian2 tertentu), dan tombol lainnya seperti yang ada pada DSLR.
SLR lebih sederhana, sistem electronicnya hanya berfungsi untuk pengaturan komposisi foto secara otomatik (aperture, speed) bagi profesional pengaturan auto ini justru sering di non aktifkan, selebihnya perintah untuk menggulung film maju atau mundur secara otomatis.
Pada SLR media penyimpan data gambar disimpan pada film 35MM (analog) tidak diperlukan proses digitalisasi, kompresi data sehingga gambar bisa langsung dilihat hasilnya pada film tersebut. Bila ingin memproses foto lebih lanjut gulungan film inilah yang dibawa ke laboratorium cuci cetak foto.
Sedangkan untuk melihat hasil foto pada DSLR kita harus memakai LCD atau monitor PC dan dibutuhkan software untuk bisa melihat hasil foto maupun editing, tetapi inilah keunggulan DSLR sehingga hasil foto langsung tersaji pada LCD yang tersedia pada tiap DSLR. Bila ingin memproses edit dan cetak foto maka tinggal menyerahkan memory card ke laboratorium cetak foto untuk di copy ke PC mereka bahkan kita bisa mem print sendiri di rumah. Jadi “sayonara” roll film bagi DSLR.

Sedang kesamaan DSLR dan SLR adalah mekanisasi pengambilan obyek foto yang menggunakan satu lensa (single lens) yang sama untuk fungsi membidik (via viewfinder) dan menyampaikan hasil bidikan kepada Image Sensor (DSLR) atau pada Film (SLR). Progres tersebut dikerjakan secara reflexy (memakai kaca pantul yang terdapat didalam camera).

Pilih DSLR atau Kamera Kompak?

Apa yang anda gunakan untuk memotret? Kebanyakan orang pasti menjawab “kamera pocket”. Kamera pocket memang enak untuk ditenteng kemana-mana karena bentuknya yang mungil, ringkas, simple, dan praktis. Kamera saku, kompak, pocket, point and shoot, atau apapun sebutannya, lebih populer dibanding dengan kamera jenis lainnya karena sifat nya yang praktis.

Diawal kemunculan kamera DSLR pada tahun 2003, kamera DSLR ini sudah bukan lagi milik fotografer pro saja tetapi fotografer amatir pun sudah bisa memiliki kamera DSLR ini. Memang waktu itu kamera DSLR dijual satu set dengan lensa dibandrol Rp 10 jutaan. Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 2005muncul kelas entry level dengan keluarnya Nikon D50 dan Canon EOS 350D yang waktu itu dibandrol sekitar Rp 9,5 jutaan satu set nya. Namun kini harga sebuah kamera DSLR untuk pemula sudah menurun. Bayangkan, dengan uang Rp 5 juta saja anda bisa memperoleh kamera DSLR keluaran terbaru beserta lensanya.



Canon EOS 350D



Nikon D50

Apa sih bedanya kamera DSLR dengan kamera kompak atau saku? Jawabannya adalah “banyak”. Namun untuk kualitas dan fleksibilitas tentu DSLR memiliki banyak kelebihan. Banyak orang bilang untuk memilih kamera megapixel-lah patokannya, anggapan itu memang ada benar dan ada salah nya juga. Megapixel memang menentukan ketajaman dan ukuran foto yang dihasilkan. Namun megapixel antara kamera kompak dan DSLR berbeda.

Kamera DSLR

Kamera Kompak

Seringkali resolusi 10 megapixel pada kamera kompak belum tentu lebih bagus dari pada resolusi 6 atau 8 pada kamera DSLR. Ini dikarenakan ukuran sensor kamera kompak lebih kecil dari pada ukuran sensor kamera DSLR. Maklum saja karena kamera kompak ukurannya lebih kecil dari kamera DSLR.

Memang, pada akhrirnya memilih kamera disesuaikan dengan kebutuhan. Jika ingin ringkas danmudah dibawa kemana-mana pilihan kamera kompak tentusaja sangat-lah pas. Namun jika anda ingin memiliki kamera tidak hanya sekedar berfungsi sebagai alat dokumentasi maka pilihan yang tepat tentu adalah menggunakan kamera DSLR.

Kelebihan dan Kekurangan Kamera DSLR

Kualitas Gambar
Karena sensor DSLR lebih besar, kualitas tangkapan nya cenderung lebih bagus dibanding dengan kamera kompak.

Fleksibel
DSLR bisa dengan mudah berganti lensa sesuai kebutuhan.

Kecepatan
DSLR lebih cepat dalam soal kecepatan rana (kecepatan menagkap gambar), start up, dan juga shutter lag (jeda antara waktu menekan tombol bidik hingga gambar tersimpan).

Viewfinder Optis
Dengan viewfinder optis, apa yang terlihat di jendela bidik akan sesuai dengan hasil yang ter-rekam.

Jangkauan ISO Lebar
Setting ISO (tingkat kepekaan sensor pada cahaya) memiliki jangkauan lebih luas, sehingga lebih fleksibel memotret di segala kondisi bahkan di tempat yang minim cahaya sekalipun.

Kontrol Manual
Meski pada beberapa kamera kompak telah dilengkapi setelan manual untuk memotret, namun jumlah dan fleksibilitas nya lebih beragam di DSLR.

Nilai
Kamera DSLR dipandang memiliki nilai leibih dari pada kamera kompak. Karena nya faktor “kadaluarsa” nya lebih panjang. Investasi pada lensa tidak akan basi karena bisa terus dipakai.

Ruang Ketajaman
Sering disebut depth of field. Dengan DSLR, ruang ketajaman obyek foto bisa diatur dengan leluasa. Dengan fitur ini sobat bisa membuat foto dengan objek yang tajam dan latar belakang buram.

Kualitas Optik
Kualitas lensa DSLR tentu saja lebih bagus dengan kamera saku. Selain itu, pilihan kualitasnya beragam, tergantung isi saku sobat.

Kekurangan Kamera DSLR

Harga
Kamera DSLR memang lebih mahal dari pada kamera saku. Namun sekarang sudah ada kamera DSLR kelas entry level yang harga nya lebih terjangkau.

Berbobot
Ukuran dimensi nya tentu saja lebih besar dibandingkan kamera kompak. Mengambil nya dari tas membutuhkan waktu beberapa saat.

Butuh Perawatan
Kamera ini cenderung butuh perawatan ekstra. Ketika sobat mengganti-ganti lensa, ada kemungkinan debu dan kototran masuk ke sensor, sehingga sobat harus rajin membersihkan nya agar kamera tidak cepat rusak.

Kompleks
Pengelolaan dan pengesettan kamera DSLR memang lebih komplek, karena dirancang untuk pemotretan manual. Namun kini banyak kamera DSLR baru yang menyertakan fasilitas tambahanuntuk pengelolaan yang mudah dan otomatis di dalam nya.

Membidik via Viewfinder
Kebanyakan kamera DSLR tidak menyediakan fasilitas LCD untuk membidik obyek, seperti pada kamera saku. Namun beberapa kini, sudah menyediakan fasilitas ini lewat feature Live View.

SLR camera

Kamera refleks lensa tunggal‎ (en:single-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.

Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film. (NESW4586)

Fotografi

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

Sejarah Photography

Sejarah fotografi tidak akan lepas dari penemuan kamera dan film. Dengan penemuan film, kita dapat mereproduksi gambar, dan proses pencahayaan film tersebut terjadi di dalam kamera. Menurut sejarah, prinsip kerja kamera telah ditemukan sejak zaman Aristoteles, bahkan mungkin sebelumnya. Aristoteles mengadakan percobaannya dengan merentangkan kulit yang diberi lubang kecil, digelar di atas tanah dan diberi antara untuk menangkap bayangan matahari. Sehingga cahaya dapat menembus dan memantul di atas tanah dan gerhana matahari dapat diamati. Kemudian penemuan kamera obscura ditemukan oleh Leonardo da Vinci, sorang pelukis dan ilmuwan. Kamera obscura berupa sebuah kamar gelap yang diberi lubang kecil di salah satu sisinya, sehingga seberkas cahaya dapat masuk dan membuat bayangan dari benda-benda yang ada di depannya.


Pada mulanya kamera ini tidak begitu diminati, karena cahaya yang masuk amat sedikit, sehingga bayangan yang terbentuk pun samar-samar. Penggunaannya terutama masih untuk menggambar benda-benda yang ada di depan kamera. Penggunaan kamera ini baru populer setelah ditemukannya lensa pada tahun 1550. Dengan lensa pada kamera ini, maka cahaya yang masuk ke kamera dapat diperbanyak, dan gambar dapat dipusatkan, sehingga menggambar menjadi lebih sempurna.

Tahun 1575, kamera portable yang pertama baru dibuat, dan penemuan kamera ini untuk menggambar makin praktis. Baru tahun 1680 lahir kamera refleks pertama, namun penggunaannya masih untuk menggambar, karena bahan baku untuk mengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa selain dengan menggambar masih belum ditemukan. Jadi, pada zaman tersebut, kamera masih dipakai untuk mempermudah dalam menggambar. Dimana hasil dari kamera tersebut masih belum dapat direproduksi, karena belum ditemukannya film negatif. Sejarah penemuan film dimulai ketika orang berusaha untuk dapat mengabadikan benda yang berada di depan kamera, sudah mulai berkembang sejak abad ke-19, dengan adanya penemuan penting oleh Joseph Niepce, seorang veteran Perancis. Ia bereksperimen dengan menggunakan Aspal Bitumen Judea. Dengan pencahayaan 8 jam, ia berhasil mengabadikan benda yang berada di depan lensa kameranya menjadi sebuah gambar pada plat yang telah dilapisi bahan kimia tersebut. Namun melalui percobaaan ini masih belum dapat membuat duplikat gambar Percobaan demi percobaan telah dilakukan untuk menemukan bahan pembuat duplikat gambar, tetapi tetap gagal. Sampai akhirnya Sir Henry Talbott menemukan Callotype dari bahan kertas yang gambar-gambarnya berupa gambar negatif dan dapat direproduksi. Tapi penemuan ini kurang diminati, karena hasilnya kurang tajam. Kemudian lahirlah Collodion, bahan baku fotografi yang diperkenalkan oleh Frederick Scott Archer, dengan menggunakan kaca sebagai bahan dasarnya. Proses ini adalah proses basah. Bahan kimia tersebut dilapiskan ke kaca, kemudian langsung dipasang pada kamera obscura, dan gambar yang dihasilkan lebih baik. Cara ini banyak dipakai untuk memotret di seluruh Eropa dan Amerika, sampai ditemukannya bahan gelatin dan ditemukannya bahan kimia yang dapat digunakan untuk proses kering.

Tahun 1895, George Eastman membuat film gulung (roll film) dengan bahan gelatin, yang dipakai untuk memotret (mengabadikan citra alam) sampai sekarang. Penemuan-penemuan tersebut di atas telah mempermudah kita dalam mengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa dan mereproduksinya, sehingga para fotografer, baik amatir maupun profesional dapat menghasilkan suatu karya seni tinggi, tanpa perlu terhalang oleh keterbatasan teknologi.

Harga Tiket Final Indonesia vs Malaysia

Harga tiket final AFF CUP: Kat 3 Rp 75 rb; Kat 2 Rp 150 rb; Kat 3 Rp 200 rb; VIP Tmr Rp 350 rb; VIP Brt Rp 500 rb: VVIP Rp 1 juta.

Tuesday, December 14, 2010

Cinta pertama adalah kenangan, Cinta kedua adalah pelajaran, dan cinta yang seterusnya adalah satu keperluan

Monday, September 27, 2010

AUDACITY

no no no... gak ngerti sama sekali sama pelajarannya pak pram audacity, tapi kalo dikerjain kayaknya seru deh haha tapi tetep aja gua gak ngerti :(

Monday, August 16, 2010

selesaiiiiiii :)

akhirnya tugas booklet selesai jugaaaaaaaaa :DDDD senang rasanya :D, tinggal tugas seni budaya dah yang bejibuuuuuuuun, sama tugas peta konsep IPA deh hahaha

selesaaaaaaaaiiiiiiii

Friday, July 30, 2010

TUGAS.........TUGAS........TUGAS.........PLEASE GOD KENAPA HARUS ADA TUGAS SEKOLAH SIIIH!!!!

tugaaaas oh tugaaas!!!

liburan bukannya dipake buat santai malah untuk mengerjakan seabrek tugas yang sangat memusingkan kepala :( dari mulai tugasnya pak gandi sampe tugas membuat booklet yang sampe saat ini belom gua kerjain sama sekali padahal deadline cuma 3 minggu, please siapa yang mau bantu gua kerjain semua tugas gua? hahaha, eh tapi besok kan si tivani dan fildzah mau kerumah gua buat ngerjain booklet bareng-bareng hehe, mudah-mudahan besok selesai deh tugas gua biar bebaaaaaaaaaaaasss!!! :DDDD

Wednesday, July 14, 2010

indonesian idol

indonesian idol tahun ini gak mutu banget, masa penyanyi sebagus TESA bisa tereliminasi, ini menandakan batapa bobroknya selera musik masyarakat indonesia yang lebih suka lagu-lagu melayu (alay)!!!!! masa penyanyi kayak RAY dilolosin, seandainya dia menang juga gak bakal laku dipasaran, suara seriosa kayak gitu ma di indonesia udah banyak banget!!!!!!

Monday, July 12, 2010

haha blog baru

blog baru ni haha, Untuk DIAS PESEK ni gua udah bikin hahaha :DDDD